Rabu, 02 Agustus 2017

Kabarnya Disaat Pedagang Pasar Kena PHP Wali Kota Semarang


Minggu (4/6/2017), mulai sejak pagi Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi telah jalan dengan Eva Yuliana, staf spesial Kementerian Perdagangan bagian Hubungan Antar Instansi serta Penambahan Fasilitas Perdagangan. Keduanya akan memantau harga-harga keperluan pokok mendekati lebaran. harga semebako
Di satu kios, mereka berhenti serta ajukan pertanyaan pada Hera, yang memiliki kios. Dengan tekun Hera menerangkan harga-harga yang di tanyakan Hendi serta Eva. Hendi tampak lebih aktif, sesaat Eva kadang-kadang menimpali. harga rumah
" Berapakah satu kilo gula pasir dalam paket itu? " hendi ajukan pertanyaan.
" Saya umum jual ke customer 14. 500 terkadang 15. 000, " kata Hera.
" Lha, kok mahal banget? Berapakah kulakannya? " Hendi menguber.
" Kulakannya memanglah telah mahal Pak. Saya ambillah Gulaku dari distributor telah mahal. Sekilo Rp14. 271, " Hera menerangkan.
Sepintas Hendi tampak kaget. Ia juga memohon nota pembelian dari distributor. Sebab harga itu terang menyalahi ketentuan Harga Eceran Teratas.
" Distributornya siapa? Selekasnya kami beri teguran atau sangsi bila kebangeten, " kata Hendi. harga mobil
Staf spesial Kementerian Perdagangan, Eva Yuliana, lalu menerangkan kalau semestinya distributor jual gula paket itu paling mahal Rp 11. 900.
" Tidak bisa segitu, ibu harusnya beli dari distributor paling mahal 11. 900, untuk di jual tertinggi Rp 12. 500, " kata Eva.
Mereka lalu meneruskan tinjauan serta monitoring di Pasar Johar hasil relokasi, yaitu di samping Masjid Agung Jawa Tengah. Sesudah rombongan menghilang, ada percakapan konyol yang menunjukkan pupusnya keinginan beberapa pedagang menangguk untung. Wali kota mendadak dinilai berikan, arti gaul saat ini, pemberi keinginan palsu dengan kata lain PHP. harga motor
" Tidak sangka arep blanja. Jebule mung takon-takon tok (Saya sangka akan berbelanja. Tidak tahunya hanya nanya-nanya saja), " kata Hera pada rekannya sesama pedagang.
" Yen blanja penak. Sing perlu regane ora nglanggar, mengko yen susuk kon ngepek. Harus susuk. Wali Kota ki duite ora recehan (Bila berbelanja kita enak. Yang perlu harga nya sesuai sama, tidak tidak mematuhi, kelak bila ada kembalian tentu diminta ngambil. Wali Kota itu uangnya tidak recehan), " kata rekannya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar